Konten [Tampil]
17 Agustus 2015. Yups hari kemerdekaan! Hari di mana
para travelers berburu tempat
indah buat ngibarin bendera merah putih. Biasanya gunung dan laut jadi sasaran
bagus buat kibarin bendera merah putih sekaligus nunjukin indahnya Indonesia ! Mengabadikan
moment kemerdekaan dipuncak gunung, atau underwater di laut, itu hal yang
menakjubkan untuk diabadikan. Mungkin bagi sebagian orang itu hal biasa, tapi
cukup membuat bulu kuduku berdiri sewaktu aku melihat betapa bangganya mereka
mengibarkan bendera merah putih di puncak gunung, puncak waterfall, underwater,
dan banyak tempat ekstrim lainnya di Indonesia. Walau tidak melihatnya secara
langsung hanya menontonnya di acara TV “My Trip My Adventure” , aku ikut
merasakan kebanggaannya ^^. Wonderful Indonesia!
Gak mau kalah dong, aku juga mau nunjukin kalo Indonesia itu
indah dengan beragam keunikan adat dan budayanya. Tempat yang aku kunjungi di
hari kemerdekaan Indonesia bukanlah puncak gunung, atau underwater di laut,
melainkan sebuah desa, Desa Trunyan namanya. Desa Trunyan berlokasi di
kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Kira-kira memerlukan
waktu 2-3 jam dari Denpasar untuk bisa ke desa ini. Lama ya? Jangan khawatir !
Kamu gak akan bosen dengan waktu 2-3 jam di jalan, karena kamu akan disuguhi
dengan pemandangan Indah dan udara sejuk sepanjang jalan menuju kintamani. Ada apa
aja sih? Dalam perjalanan, kamu akan menemukan banyaknya kebun jeruk di kanan
kiri jalan. Kamu bisa berhenti dulu untuk mencicipi rasa manis jeruk kintamani.
Tapi gak asal ambil loh, kamu harus beli dulu buat tau rasanya :D.
Nah, puas foto-foto kita lanjutin perjalanan menuju danau
batur. Untuk menuju Desa Trunyan ini, terdapat dua jalur yang bisa dipakai.
Pertama, jalur darat yaitu melalui desa penelokan. Akan memakan waktu kurang lebih 45 menit jika memilih
jalur darat. Kedua jalur danau. Yups, Danau Batur! Kami memilih jalur danau sebagai
jalur perjalanan kami menuju Desa Trunyan. Selain hanya memerlukan waktu
sekitar 15 menit, kami juga bisa menikmati pemandangan indah Gunung Batur sepanjang perjalanan.
Eh, emang ada apa sih di Desa Trunyan? Desa tertua di Bali
ini memiliki keunikan tersendiri dalam tradisi pemakamannya. Kalau biasanya
tradisi pemakaman di Bali dengan dikubur dan ngaben, Desa Trunyan hanya meletakan mayat-mayatnya di atas tanah
dan diberi kain putih sampai menjadi tengkorak. Tempat pemakaman ini dinamakan “Seme Wayah”.
Akan tetapi Seme Wayah ini hanya diperuntukan bagi orang-orang yang
meninggal secara wajar. Sedangkan orang
yang meninggal karena kecelakaan atau tidak wajar akan dimakamkan di tempat
yang berbeda yang disebut “Seme Cerik”.
Itulah sedikit penjelasan tentang keunikan Desa Trunyan.
Nah, yang akan kami kunjungi adalah Seme Wayah. Setelah menuruni jalan yang
berkelok-kelok dan udara yang semakin dingin, sampai juga di danau batur. Dari sini,
kita akan menuju Seme Wayah menggunakan boat yang sudah tersedia di sana.
Gratis? Enggak dong hehe… tiket boat bisa dibeli dengan harga RP. 85.000/orang,
kalau kamu naik berombongan akan lebih murah.
Sebelum memulai perjalanan menyusuri danau, kamu bisa
foto-foto dulu di tepi danau batur. Pemandangannya Subhanallah. Maha Besar
Allah yang sudah menciptakan surga di dunia. Kami pun tidak melewati kesempatan
untuk mengambil foto-fotonya hihi
Ini dia perahu yang akan mengantar kita ke Seme Wayah |
Yak, narsis sedikit boleh kan? :D kalo dengan liat fotonya kurang bikin kamu tertarik ke sana, kamu harus buktiin sendiri gimana indahnya pemandangan danau batur dan segarnya udara di sana.
Setelah membeli tiket untuk 7 orang, kami memulai perjalanan kami menggunakan perahu seperti yang ada pada gambar di atas. Karena danau, airnya lebih tenang daripada ketika kamu harus melakukan perjalanan dengan perahu di laut. Tapi jangan khawatir, untuk safetynya kita diharuskan mengenakan baju pelampung yang sudah disediakan. Dan "WAJIB" dipakai selama perjalanan.
Selama 15 menit perjalanan, kami sangat menikmati pemandangan dari tengah danau batur yang kanan kirinya adalah gunung.
Oh iya, kamu dipersilahkan memegang dan mengangkat tengkorak-tengkorak ini. Akan tetapi, jangan sekalipun mengantongi tengkorak-tengkorak ini ya...
Itulah sedikit cerita perjalananku mengisi hari kemerdekaan. Gimana? Berminat untuk mengetahui keunikan Desa Trunyan? ^^
Berani? Hihi |
Desa Trunyan |
Bye Desa Trunyan. See you next trip. |
masya Allah bagus pemandangannya, jadi pingin ke sana hehehe
ReplyDeleteHidden germ...
ReplyDeleteMasya Allah. Petualangannya seruuu
ReplyDeleteBarakallahu fiik
Jauhhhhh
ReplyDeleteWuaah keren... foto-fotonya bagus.. Pengen jalan-jalan juga eksplore Indonesia
ReplyDeleteKeren mb jadi pengen deh...
ReplyDeleteMasyaAllah indah ya.
ReplyDeleteWahh klo msh ada mayat yv utuh apa malah nggak serem mba 😂 btw thanks sharingnya mba, bbrp kali ke Bali blm pernah ke Trunyan, semoga ada rejeki ksna juga
ReplyDeleteSaya sudah pernah kesana mba thn 2008an saat usia masih SMP. jaman itu blm banyak kamera bagus,dan lebih byk menikmatinya langsung. Dewasa ini jadi pengen liburan ke bali lagi, semoga ada rejeki lagi buay kesana
ReplyDeleteBagus ya pemandangannya🙏😍
ReplyDeleteSemoga suatu saat bisa kesana :)
ReplyDeleteMaasyaallah takjub amazing
ReplyDeleteMasya Allah, bagus mba pemandangannya
ReplyDeleteMasya Allah ya keindahan Indonesia, makasih sharing nya mba, jdi nambah referensi explore Bali
ReplyDeleteMasya Allah..indah nya indonesia, sempurnanya ciptaan Allah..
ReplyDeleteMasyaAllah bagus pemandangannya 😍
ReplyDelete