Konten [Tampil]
Mom, si kecil sulit fokus, cenderung impulsif, dan hiperaktif? Hati-hati mungkin saja ia terkena ADHD! Begitulah kiranya caption dari poster kuliah WhatsApp (KulWap) yang aku ikuti beberapa waktu lalu. Tepatnya bulan Desember 2021 lalu. Sayangnya, materi sebagus itu baru sempat aku tuangkan ke dalam tulisan. Hihi
Melihat caption yang membuat penasaran, terang saja aku langsung mendaftarkan diri. Kebetulan anak sulungku termasuk anak yang hiperaktif. Apakah keaktifan anakku termasuk ADHD? Aku perlu menemukan jawabannya dalam KulWap yang diadakan oleh MomAcademy (MomA)xFamilia tersebut.
Bernarasumber mom Desty Laras Kurnia Suri, S.Pd seorang guru di Rona Montessori aku bersama mom hebat lainnya mengisi gelas kosong kami dengan ilmu baru. Sebenarnya apa itu ADHD? Apakah Bagaimana ciri-cirinya? Apakah setiap anak aktif berkemungkinan terkena ADHD?
Apa itu ADHD?
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder atau GPPH adalah suatu gangguan medis yang mencakup disfungsi otak atau dimana anak mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian mereka. Secara umum ADHD menjelaskan ciri kurangnya konsentrasi, hiperaktif dan implusif yang menyebab ketidak seimbangan aktivitasnya.
Mayoritas anak dengan gangguan ADHD akan mengalami kesulitan dan lebih terlihat saat berada di sekolah. Oleh karena itu, anak yang memiliki ADHD kemungkinan bisa mengalami kesulitan belajar, misalnya sulit membaca atau menulis. Selain terjadi pada anak-anak ADHD juga bisa terjadi pada orang dewasa, loh.
Klasifikasi ADHD
Mom Desty mengatakan bahwa ADHD memiliki 3 klasifikasi, yang semuanya bisa kita cek atau kita perhatikan dalam rentan waktu 6 bulan. 3 klasifikasi tersebut adalah :1. Tipe Predominan Inatentif : ADHD tipe ini memiliki ciri sulit untuk memperhatikan suatu hal dengan baik. Sub tipe ini diidentifikasikan apabila ada 6 atau lebih gejala inatensi (dan kurang dari gejala hiperaktivitas-impulsivitas) munch Kuat selama minimal 6 bulan.
2. Tipe Predominan Hiperaktif-Impulsif : Anak yang mengidap ADHD tipe ini memiliki masalah hiperaktivitas dan dibarengi dengan perilaku impulsif. Tipe ini diidentifikasikan apabila ada 6 tau lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas ( dan kurang sedikit dari 6 gejala inatensi) munch Kuat selama minimal 6 bulan.
3. Tipe Kombinasi : Pengidap ADHD tipe ini memiliki ciri tidak bisa memperhatikan dengan baik, impulsivitas dan hiperaktivitas. Sub tipe ini diidentifikasikan apabila ada 6 tau lebih gejala. Inatensi dan 6 tau lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas yang munch dengan Kuat selama minimal 6 bulan.
Bagaimana cara mengecek tipe ADHD dalam rentang waktu 6 bulan? Menurut mom Desty, harus ada journal yang dibaca secara lengkap, atau momies bisa melakukan screening ke dokter tumbang (tumbuh kembang) jika ada redflag yang terlewati.
Ciri dan Gejala ADHD
Pasti momies sudah mulai penasaran kan dengan ciri dan gejala ADHD? Anak-anak dengan gejala ADHD bisa dilihat sejak dini, biasanya ketika anak berusia 3 tahun. Gejala ADHD pada anak bisa bertahan hingga dewasa.Ciri dan gejala ADHD yang perlu momies perhatikan :
1. Sulit Untuk Memusatkan Perhatian
- Tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu.
- Perhatiannya mudah teralihkan.
- Sering terlihat seperti tidak mendengarkan pembicaraan atau arahan, bahkan ketika diajak berbicara langsung.
- Tidak memerhatikan hal-hal detail.
- Ceroboh.
- Sulit mengatur tugas dan aktivitas yang dijalani.
- Sulit mengikuti instruksi untuk mengerjakan sesuatu.
- Sering kehilangan barang-barang yang digunakan sehari-hari.
- Tidak menyukai aktivitas yang perlu memusatkan perhatian, seperti mengerjakan PR.
2. Memiliki Perilaku Hiperaktif dan Impulsif
- Sulit untuk diam di tempat duduknya ketika mengikuti pelajaran
- Kebiasaan menggerakkan bagian tubuh, terutama kaki atau tangan, ketika sedang duduk.
- Sulit melakukan aktivitas dengan tenang.
- Berlari-lari atau memanjat sesuatu di saat yang tidak tepat.
- Sering memotong pembicaraan orang lain.
- Berbicara terlalu banyak.
- Sering mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
- Tidak dapat diam dan selalu ingin bergerak.
Kira-kira bagaimana dengan keaktifan buah hati momies? Adakah yang mirip dengan ciri dan gejala ADHD di atas? Kalau aku, sepertinya banyak check list nih moms, huhu jadi ingin ke tumbang.
Kendati demikian, beberapa sumber mengatakan bahwa faktor ADHD belum bisa diketahui secara pasti.
Menurut mom Desty, anak dengan hambatan memiliki potensi lebih baik apabila ditangani dan diperlakukan sesuai kebutuhannya.
3 Faktor Peyebab ADHD
Mom Desty menuturkan, bahwa terdapat 3 faktor yang dapat menyebabkan anak terkena ADHD, diantaranya :1. Faktor genetic atau keturunan
Penyakit ADHD dapat diturunkan. Oleh karena itu, jika memiliki anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama akan berisiko mengidap ADHD. Meski demikian, faktor genetic atau keturunan ini hanya beberapa persen saja.2. Ketidak seimbangan kimiawi pada otak
Faktor ketidak seimbangan kimiawi bisa berasal dari polusi atau kontaminasi misal merkuri atau jika berada di lingkungan pabrik atau dengan polisi udara tinggi.3. Kinerja Otak
ADHD bisa terjadi akibat adanya ganggung kinerja pada otak anak.Kendati demikian, beberapa sumber mengatakan bahwa faktor ADHD belum bisa diketahui secara pasti.
Cara Mengobati ADHD
Apakah anak ADHD bisa disembuhkan? Sayangnya, anak yang mengidap ADHD tidak bisa disembukan. Akan tetapi ada beberapa cara untuk bisa mengurangi hambatan atau gangguannya dengan penanganan yang tepat.1. Melakukan Terapi Perilaku
Terapi perilaku dilakukan guna menolong pengidap ADHD untuk mengubah pola pikir dan perilaku saat mengalami masalah dalam hidupnya. Secara umum, terapi perilaku berguna agar anak pengidap ADHD dapat mengatur serta mengatasi gejala-gejala tersebut.2. Melakukan Terapi Bermain
Metode Montessori bisa menjadi salah satu alternatif untuk membantu dalam terapi bermain. Momies bisa menemaninya atau ikut serta saat ia bermain. Bermain juga dapat membantu anak dalam interaksi sosial.3. Melakukan Terapi Medis
Terapi medis yang dapat dilakukan salah satunya adalah penguunaan obat. Obat dapat membantu pengidap ADHD, dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus anak dalam belajar dan beraktifitas. Namun, jangan lupa untuk berkonsultasi dulu ke dokter ya moms, sebelum pemberian obat untuk anak.4. Diet Makanan
Membiasakan diri untuk gaya hidup sehat. Jangan lupa untuk memastikan anak mengkonsumsi gizi seimbang. Selain itu, hindari kelelahan dan melakukan olahraga. Olahraga rutin dapat memberikan efek positif terhadap pola perilaku.Menurut mom Desty, anak dengan hambatan memiliki potensi lebih baik apabila ditangani dan diperlakukan sesuai kebutuhannya.
Pengasuhan Pada Anak ADHD
Menurut mom Desty, anak dengan hambatan memiliki potensi lebih baik apabila ditangani dan diperlakukan sesuai kebutuhannya. Beberapa saran dari mom Desty berikut ini bisa momies lakukan di rumah sebagai pola pengasuhan pada anak ADHD.- Rutinitas yang sama setiap hari
- Mengatur kegiatan harian
- Memberikan jadwal untuk pekerjaan rumah
- Memberikan aturan yang konsisten dan berimbang
Kudu cari penyebabnya dulu nggak sih adhd ini, biar penanganannya pas gitu
ReplyDeletebiasanya screening buk, mungkin bisa diamati dari cirinya kali ya kira-kira masuk kategori mana supaya bisa ditanganin sesuai dengan gejalanya
DeleteSalah satu rekan kerja, ada anaknya yang juga mengalami ADHD, dan dia effort-nya sungguh luar biasa dalam pengasuhan untuk anaknya ini agar sembuh. Memang butuh penanganan khusus, ya buat mereka
ReplyDeletePernah bertemu sekali dengan anak ADHD, akunya sedikit gugup dan takut. hiks
ReplyDeleteTapi yang diamanaih anak seperti ini pastinya ibu yang kuat dan hebat ya mom.
Aku auto ngecek sambil mikir apakah anakku kena ADHD apa ga nie. Memang sulit rupanya membedakan mana yang kena ADHD atau anak yang mempunyai gerak normal ya. Aku masih mendalami perilaku anakku nie.
ReplyDeleteagak susah juga ya ngebedai yg adhd sama emg anaknya yang aktif. harus baca referensi lagi nih. hehe
ReplyDeleteWah tetangga sekaligus temanku juga diamanahi anak dengan ADHD, orangtuanya sungguh hebat dan kuat... Masya Allah..
ReplyDeleteSulung saya sempat saya kira begini karena nggak bisa diam. Tapi ternyata itu hanya rasa ingin tahu yang teramat besar.
ReplyDeleteKelas 4 SD dah anteng, Alhamdulillah
ADHD ini sama atau beda kah dengan autis mbak? kalo menyimak dari gejalanya mirip ya karena anak yang autis juga gitu ndak fokus dan cenderung over keaktifannya
ReplyDeletewaktu kuliah sekilas belajar ini, tapi ga mendalami banget, baca ini jadi review lagi. sayangnya semakin sering kita dengar ADHD ini, ga sedikit kemudian orang yang tidak benar benar paham menjudgment seenaknya, kaya "anaknya hiperaktif ya" padahal bisa jadi belum sampai taraf itu. edukasi tentang ini memang perlu supaya orang orang ga mudah labelling tanpa dasar
ReplyDeleteAku langsung liat ciri-cirinya. Aku ada temen yang anaknya diagnose ADHD ini sampai resign kerja demi telaten urus, ngajarin & ngetreatment anaknya. Akhirnya bisa hidup dengan baik dan sekolah dengan baik juga. Ku akui keren bgt parents yang bisa sabar :') big hugs.
ReplyDeleteSepertinya aku masih membutuhkan informasi lagi nih, apakah anak termasuk hiperaktif atau ADHD.. Sepertinya memang harus screening dulu ya agar tau pasri kondisi anak.
ReplyDeleteBanyak sekali penyebab dan ciri-ciri nya, kudu cek satu-satu nih pada anak-anak biar dapat diatasi dengan tepat
ReplyDeleteaku percaya orang tua dengan anak ADHD ini sabarnya panjaaaaang banget, luas banget huhu suka nggak kuat kalau ngomongin perjuangan orang tua kita membersamai anak2 ini melakukan terapi yang cukup panjang
ReplyDeletemakasih sharingnya, harus cermat membedakannya
ReplyDelete