Konten [Tampil]
“If you really want to do something, you will find a way. Otherwise, you will find an excuse.” – Jim RohnMenjalani sebuah bisnis adalah impianku sejak aku merasa menjadi seorang karyawan adalah sebuah kebergantungan. Diawali menjadi karyawan kontrak setelah lulus kuliah, membuatku ingin lepas dan memulai bisnis sendiri. Mengapa demikian? Kekhawatiran akan diperpanjang atau tidak kontrak kerjaku, selalu menjadi bayang-bayang yang berujung rasa takut yang menghantui.
Maklum, saat itu aku harus ikut menafkahi keluarga karena Ayah baru saja meninggal. Apa jadinya kalau kontrakku tidak diperpanjang? Membayangkannya saja saat itu sudah membuatku sesak nafas. Sore itu, saat ketakutanku melanda, aku duduk di pinggir pantai Kuta sembari menunggu matahari terbenam. Bukan, aku bukan sedang melarikan diri sampai ke Pulau Dewata, namun saat itu aku memang sedang mengerjakan sebuah proyek konstruksi di sana.
Sembari menikmati indahnya matahari terbenam di Pantai Kuta, saat itulah aku mulai berpikir untuk mulai berbisnis. Pertanyaan berikutnya adalah bisnis apa yang akan aku jalani? Bagaimana langkah memulainya?
Peluang Bisnis Hijab Printing
Bagaimana peluang bisnis hijab printing? Beruntung saat aku berpikir bisnis, media sosial mulai difungsikan juga untuk pemasaran. Salah satunya adalah Instagram. Entah kebetulan atau Allah memberi jalan, secara random aku melihat akun toko online seorang teman SMA di Instagram. Kini, ia merintis binis hijab dengan brand sendiri. Saat itu aku berpikir,“wah, bisa juga nih, jadi ide usaha yang akan aku ambil”.
Seperti yang kita ketahui, hijab merupakan busana wajib bagi wanita Muslim. Apalagi kini, semakin banyak wanita Muslim yang mengenakan hijab. Sehingga, hijab semakin berkembang tidak hanya sekadar penutup kepala, tetapi juga menjadi fashion style yang unik. Mulai dari model yang beragam hingga bahan yang bermacam-macam pula. Kalau dulu, hanya ada hijab instant dan segiempat, kini lebih beragam lagi seperti pashmina misalnya.
Oleh karena itu, sangat besar kemungkinan bisnis hijab menjadi bisnis yang evergreen, asalkan mampu mengikuti tren terkini. Salah satu tren terkini yang meramaikan fashion hijab sejak beberapa tahun silam adalah hijab printing. Nah, sebelum menggali peluang bisnis hijab printing, aku ingin melanjutkan sharing perjalananku memulai bisnis.
From Drop Shiper to Owner to Be
“Ultimately, a vision without the ability to execute it is probably a hallucination.” — Steve Case
1. Menjadi Marketer Hijab
Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, secara kebetulan aku menemukan akun Instagram toko online teman SMA-ku. Setelah beberapa hari mengamati Instagram beliau, bagaimana model produknya, bahan yang digunakan, motif apa saja yang dipasarkan, sampai dengan harga yang ditawarkan, aku mulai mencoba untuk memesan beberapa produk hijab beliau untuk mengetahui kualitasnya. Tentu saja untuk aku pakai sendiri terlebih dahulu.Ternyata, dengan harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas produknya. Langkah selanjutnya adalah target marketku. Apakah ada orang sekelilingku yang sekiranya akan tertarik dan cocok dengan harganya. Setelah yakin, aku mencoba menghubungi temanku tersebut dan menanyakan apakah aku bisa menjual kembali produk yang ia pasarkan? Apakah ada deposit yang harus aku bayarkan? Adakah potongan harga yang bisa aku ambil?
Ternyata tidak ada deposit jika aku ingin menjual produknya kembali, aku pun tidak perlu stock barang. Bagi pemula yang baru merintis usaha, hal ini sangat menguntungkanku, apalagi aku tidak memiliki modal. Namun, potongan harga yang diberikan tidaklah banyak. Jadi, aku harus up harga sendiri karena aku harus menanggung biaya ongkos kirim dari Jogja ke Bali.
Saat itu pemasaranku hanya melalu status Blackberry Messenger (BBM) dan penawaran langsung ke beberapa kerabat. Alhamdulillah, beberapa dari mereka tertarik dan mulai membeli hijab yang aku tawarkan. Tidak berlangsung lama, dirasa ongkir ke Jogja - Bali saat itu mahal. Sehingga harga yang aku tawarkan pun menjadi lebih mahal. Maklum, saat itu belum mengenal gratis ongkir dari e-commerce.
Lambat laun, aku berinisiatif mengajak temanku yang juga berada di Bali untuk kerjasama membuat hijab dengan brand sendiri. Selain merupakan impian ku, aku berharap dengan memproduksi sendiri harga jual akan menjadi lebih rendah dengan keuntungan yang lebih tinggi dibanding menjual produk orang lain.
Sayangnya, rencana tinggalah rencana. Saat itu planning kami hanya berjalan sampai mencari bahan yang cocok untuk dibuat hijab. Sebelum akhirnya aku dipindah tugaskan ke Jakarta.
2. Menjual Notebook Cuistom
Setelah pindah ke Jakarta, aku mulai mencari-cari lagi kira-kira apa yang bisa aku jual. Kemudian aku tertarik dengan notebook custom. Aku pecinta notebook. Setiap kali ke toko buku aku senang melihat bermacam-maca notebook. Aku mengoleksinya beberapa, meskipun aku tidak menggunakannya untuk sebuat catatan. Oleh karena itu, aku tertarik menjual notebook custom.Aku berselancar di google untuk mencari tempat yang bisa memproduksi notebook custom, juga di beberapa toko di market place. Saat itu, market place sudah mulai familiar digunakan walapun belum seramai saat ini. Aku menemukan beberapa tempat yang cocok dengan harga yang terjangkau. Sayangnya, sebelum aku bisa eksekusi untuk melihat kualitas dan dapat menjualnya, aku harus menyiapkan pernikahanku.
3. Mulai Stock Hijab untuk Dijual
Setelah lama vakum untuk berjualan karena menikah, memiliki anak, akhirnya aku kembali berpikir untuk berjualan. Resign dari pekerjaan karena memilih membersamai anak, membuatku banyak menghabiskan waktu di rumah. Aku ingin kembali produktif, oleh karenanya aku berinisiatif mencari-cari apa yang bisa aku lakukan agar otakku tetap berkembang.Salah satunya adalah kembali berjualan. Ah, kebetulan sekali saat itu aku kembali tinggal di Indramayu, di mana banyak teman-teman yang bisa aku tawarkan. Dari produk edukasi, fashion anak, sampai hijab aku pasarkan. Ternyata yang laris terjual adalah hijab.
Dari situ aku mengamati bahwa ternyata hijab adalah barang yang cukup menjanjikan untuk dijual. Betapa tidak, saat ini sudah banyak wanita muslim yang memakai hijab. Apalagi untuk wanita pekerja, selain untuk bergonta-ganti setiap harinya, variasi hijab juga menambahkan kesan fashion untuk para wanita pekerja.
Belum cukup modal untuk membuat brand sendiri, aku mencari-cari hijab yang sekiranya model dan motifnya disukai target marketku di e-commerce. Dengan harga grosir serta program gratis ongkir yang ditawarkan e-commerce, aku memberanikan diri untuk stock barang. Keuntungan yang aku dapat lebih tinggi dibanding saat aku menjadi reseller. Keuntungannya aku putar kembali untuk memperbanyak stock. Selain melakukan pemasaran sendiri, akupun meminta teman-teman dan sepupu-sepupuku uintuk menawarkannya pada kerabat atau teman kerja mereka.
4. Member Priority Produsen Hijab
Masih memimpikan membuat hijab dengan brand sendiri, aku memberanikan diri untuk mendaftar menjadi member prority salah satu produsen hijab yang aku temui di media sosial. Sebagai member prioritas, kami berhak untuk mencantumkan label sendiri pada produk yang kami jual kembali.Kami hanya diminta untuk membuat logo yang nantinya akan mereka cetak dan meraka pasang pada label produk. Selain hijab, mereka juga menawarkan busana muslim untuk wanita, pria, dan anak-anak. Wah lumayan juga nih, aku bisa memberikan label brand sendiri tanpa memproduksi produk.
Sayangnya, ketika aku memesan produknya untuk mengetahui kualitas dan sedikit berbangga diri ingin melihat bagaimana logo dari brand ku terpasang, hasilnya sedikit mengecewakan. Ternyata, logo brand di print hanya dengan kertas HVS biasa yang mudah robek dan luntur dan hanya berupa hangtag.
Begitulah, nyatanya aku tidak bisa mengharapkan banyak hanya dengan modal member tanpa memproduksi barang sendiri.
5. Mengikuti Program Modal UMKM
Tak cukup puas dengan menumpang logo brand pada produk orang lain, aku mencoba mengikuti program permodalan dari salah satu bank swasta yang bekerja sama dengan komunitas Ibu. Salah satu manfaat dari bergabung dengan berbagai komunitas adalah networking. Memiliki berbagai macam informasi yang tidak bisa aku dapat sendiri.Tanpa pikir panjang, aku mendaftar program tersebut. Untuk mendapatkan modal, kita akan disaring dengan peserta lain se-Nasional. Penyaringan pertama, kami diminta membuat proposal tentang unit usaha kami. Dalam mengikuti program ini, kami juga diberi materi-materi seputar membangun usaha yang sangat menginspirasi.
Alhamdulillah, putaran pertama proposalku lolos masuk 100 besar tingkat Nasional. Proposal yang aku ajukan adalah impian untuk membuat brand hijab sendiri. Aku ingin membuat hijab sendiri dengan motif gambar-gambar yang anakku buat. Ya, anak sulungku sangat suka menggambar.
Alangkah bahagianya jika aku bisa mendapatkan modal usaha ini dan bisa menorehkan gambar anakku di dalam hijab yang aku buat. Sayangnya, saat maju untuk 10 besar, aku tidak bisa melanjutkan lagi karena satu dan lain hal.
Menggali Peluang Bisnis Hijab Printing dengan Brand Sendiri
Hijab printing merupakan salah satu tren yang kini meramaikan dunia hijab dalam beberapa tahun terakhir. Adanya perkembangan teknologi printing yang bisa mencetak dengan akurat dan tahan lama pada berbagai jenis kain, membuat desain dan motif hijab lebih beragam.Mengapa hijab printing menjadi populer dan berpeluang dalam bisnis hijab? Berikut adalah beberapa alasan mengapa hijab printing menjadi tren yang sangat populer dan memiliki peluang besar dalam berbisnis :
1. Inovasi Baru dalam Berbusana
Bisa dibilang, hijab printing merupakan bentuk inovasi baru dalam berbusana muslim. Menggunakan teknik khusus dalam proses cetak berbagai motif pada kain hijab menjadikannya hijab yang unik, dengan berbagai pilihan warna, pola, dan gambar. Hal ini juga memungkinkan perempuan muslim mengekspresikan diri dengan berbagai motif dan desain yang mencerminkan kepribadian dan gaya pribadi.2. Menjangkau Pasar yang Lebih Luas
Adanya berbagai macam desain, material, dan gaya hijab yang beragam, membuat hijab printing menjangkau pasar yang lebih luas. Dari hijab kasual hingga hijab formal untuk pernikahan atau acara khusus, ada banyak pilihan yang dapat dipilih. Jenis produk yang dapat dipasarkan bun beragam, seperti pashmina, bergo, atau kerudung segi empat.3. Adanya Dukungan Komunitas
Komunitas adalah salah satu media yang pas dalam berbagi tips, rekomendasi, dan untuk pemasaran. Begitu pula dengan tren hijab printing yang juga didorong oleh komunitas online yang saling mendukung. Banyak perempuan berbagi tips dan ide tentang cara memakai dan mencocokkan hijab printed dengan pakaian lain.Cara Memulai Bisnis Hijab Printing dengan Brand Sendiri
Setelah melihat peluang bisnis hijab printing, apakah teman Journey mulai tertarik memulai bisnis hijab printing? Kalau aku sih, yes! Hihi. Apalagi kalau hijab yang kita pasarkan adalah brand kita sendiri. Namun, sebelum kita memulai bisnis, alangkah baiknya jika kita memetakan terlebih dahulu langkah-langkah yang akan kita ambil dalam membangun sebuah bisnis.
Langkah di bawah ini adalah pemetaan cara memulai bisnis hijab printing yang aku ambil dari berbagai sumber :
1. Mengetahui Target Market
Target market adalah salah satu faktor terpenting dalam memulai bisnis. Mengapa demikian? Tanpa adanya target market, kita akan kesulitan dalam menemukan konsumen. Oleh karena itu, penting mengetahui untuk siapa produk yang akan kita tawarkan. Meski kita tahu, secara garis besar target market bisnis hijab ini luas.Namun, tidak ada salahnya kita membuat target market lebih spesifik lagi. Misalnya, menentukan usia sasaran target pasar, apakah untuk muslimah usia remaja atau usia dewasa. Hal ini akan mempengaruhi desain dan model produk yang akan kita buat. Tentunya, desain dan model yang dikenakan usia remaja akan berbeda dengan usia dewasa bukan?
2. Melakukan Riset Tren Terkini
Sebagai bisnis fashion, tentunya bisnis hijab pun akan selalu mengalami perubahan tren. Oleh karena itu kita wajib melakukan riset tren ter-up-to-date agar bisa beradaptasi dengan perubahan selera target market. Apalagi pada umumnya, masyarakat akan tertarik dengan tren yang sedang berkembang di pasaran.Bagaimana cara melakukan riset tren hijab yang sedang berkembang di pasaran? Teman Journey bisa melakukan riset diberbagai media seperti di bawah ini :
a. Media Sosial
Kini, media sosial sangat berpengaruh dalam mengenalkan tren terbaru dari sebuah fashion style. Teman Journey bisa mencari tren hijab terbaru melalui instagram, titok, facebook, dll. Biasanya, banyak influencer atau content creator yang memasarkan tren hijab terkini.b. Mempelajari Hijab yang Dijual di Marketplace
Marketplace sebagai media toko online akan mempermudah kita untuk menemukan hijab yang sedang populer saat ini. Teman Journey bisa melakukan riset di beberapa marketplace dengan melihat produk hijab best seller atau produk terlaris.Selain mendapatkan ide desain dan model terkini, melalui marketplace kita juga bisa mempelajari bahan serta warna yang diminati pasar. Begitu juga dengan kisaran harga yang dpat dijadikan pertimbangan untuk menentukan harga produk.
c. Menganalisisi Kompetitor
Jangan salah, mempelajari kompetitor sangat penting dalam riset tren hijab. Melakukan analisis kompetitor bisa dijadikan acuan untuk produk kita, misalnya seperti apa produk yang ditawarkan kompetitor, harga, bahan yang digunakan, keunggulan dan kekurangannya.Dari hasil analisis tersebut, kita bisa memodifikasi produk yang ditawarkan kompetitor dengan karakteristik brand kita sendiri.
d. Majalah Fashion Muslim
Jangan lupa sering-sering membaca majalah fashion muslim. Teman Journey bisa mempelajari menemukan dan mempelajari tren hijab dari sana.3. Menentukan Tempat untuk Memproduksi Hijab
Setelah menentukan semua hal di atas, mulailah mencari dan menentukan tempat untuk memproduksi hijab printing. Kita juga wajib selektif untuk memilih konveksi untuk memproduksi hijab dengan brand kita sendiri.Selain mencari yang murah dan sesuai budget, kita juga wajib mencari tempat yang memiliki kualitas cetakan, jahitan, atau variasi laser cut yang baik, karena kualitas adalah kunci untuk mempertahankan pasar yang kita bangun. Terlebih lagi membuat brand sendiri.
4. Membuat Nama dan Logo Brand
Hal penting lainnya tentu saja nama brand hijab yang akan kita gunakan beserta logonya. Sudahkah teman Journey membuat nama brand beserta logonya? lebih baik, gunakan nama brand yang unik dan mudah diingat. Untuk logo, teman Journey bisa membuatnya melalui aplikasi Canva.5. Membuat Desain yang Unik
Jangan lupa untuk menawarkan desain yang unik dan menarik serta berbeda dari brand lainnya. Teman Journey bisa menentukannya setelah menganalisis tren fashion terkini. Bagaiamana jika kita tidak bisa mendesain?Tenang, Teman Journey juga bisa bekerja-sama dengan desainer grafis, atau jika tidak memiliki modal yang cukup, tidak ada salahnya kita mengikuti kelas desain grafis atau desain hijab. Lebih menarik lagi bukan kalau desainnya kita buat sendiri? Seperti aku, yang menginginkan membuat hijab dengan desain gambar yang anakku buat hihi.
6. Menentukan Media Pemasaran
Ke manakah produk kita akan dipasarkan? Nah, merencanakan media untuk melakukan pemasaran itu juga perlu ditentukan. Bukan, ah yang penting nawarin. Akan tetapi perlu strategi perancanaan yang matang.Berdasarkan pengalamanku, yang hanya melakukan pemasaran pada kerabat, adalah bisnis berujung vakum. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang efektif akan meningkatkan dan menjangkau lebih banyak pelanggan potensial. Misalnya saja pemasaran melalui media sosial, seperti Instagram, Tiktok, Facebook, dll. Gunakan media sosial tidak hanya untuk memasarkan produk akan tetapi juga berbagi tips berbusana hijab atau konten-konten yang informatif dan bermanfaat terkait fashion berbusana muslim.
Membuat toko online di berbagai marketplace serta kolam pelanggan juga akan sangat membantu dalam pemasaran dan penidistrubusian produk.
iPrint Jasa Print Hijab dengan Kualitas Premium
Dengan lebih dari 20 jenis bahan kain yang disediakan oleh iPrint, teman Journey bisa mewujudkan kreasi desain hijab yang sudah teman Journey buat melalui print kain digital. Sebenarnya, tidak hanya hijab, namun print baju, tote bag, sepatu, tas canvas, dan lainnya bisa dikerjakan oleh iPrint.
Bahkan kita tidak perlu khawatir untuk mengeluarkan modal awal yang besar, karena iPrint memberlakukan minimum order hanya dengan 10 meter atau minimal 12 pcs disertai sample print kain.
Berikut ini adalah alasan lain temen Journey wajib memilih iPrint sebagai partner membangun bisnis hijab printing dengan brand sendiri :
1. Bahan Hijab Printing yang Berkualitas
Untuk bahan hijab printing, iPrint menyediakan 7 pilihan bahan dari 6 jenis kain yang bisa dipilih sesuai keinginan, yaitu :
a. Voal Tryspan Ultrafine
Voal tryspan ultrafine adalah jenis bahan kain voal yang mempunyai karakter ringan, tegak, dan nyaman saat digunakan.b. Voal Tryspan Ultrafeel
Voal tryspan ultrafeel adalah salah satu jenis kain voal papan atas yang memiliki tekstur zig-zag rapat dan mewah.c. Voal Ultimate
Voal ultimate adalah salah satu jenis kain voal terbaik yang mempunyai ciri khusus yaitu tekstur garis miring memanjang.d. Voal Sahara
Voal sahara adalah salah satu jenis kain voal dengan koleksi warna terbanyak dan memiliki tekstur yang paling empuk di antara kain voal lainnya.e. Voal Premium
Voal premium adalah salah satu jenis voal terlaris dan terpopuler yang digunakan untuk sublimasi khususnya membuat hijab printing.f. Double Hycon
Double hycon masuk dalam kategori kain sifon, kain hycon ini memiliki karakter yang lembut, halus, jatuh, dan tidak mengembang.2. Memiliki 7 Motif Laser Cut Hijab Printing
Hijab dengan pinggiran laser cut juga menjadi pilihan yang digemari hijabers di Indonesia. Hijab dengan laser cut akan terlihat lebih elegant dan mewah. iPrint sendiri memiliki 7 motif laser cut hijab printing, yaitu :
a. Motif Tanpa Lubang
Motif 1: Setengah lingkaran besar, dengan diameter 0,9 cm.Motif 2: Setengah lingkaran kecil, dengan diameter 0,5 cm.
Motif 3: Zig-zag, dengan ketinggian 0,3 cm.
Motif 4A: Gelombang besar, dengan jarak antar puncak 1,2 cm.
Motif 4B: Gelombang kecil, dengan jarak antar puncak 0,85 cm.
Motif 5: Model bunga, dengan jarak antar punca 0,4 cm.
b. Motif dengan Lubang
Motif 6: Lingkaran 4 lubang, dengan jarak lingkaran 1,6 cm dan tinggi 1,1 cm.Motif 7: Lingkaran 3 lubang, dengan jarak lingkaran 1,1 cm dan tinggi 0,5 cm.
Post a Comment
Post a Comment